4 Tanda Kamu Siap Untuk Berhenti

4 Tanda Kamu Siap Untuk Berhenti

Posted On 1 Dec. 2019 byVirinaVirina

Last Updated On 11 Jan. 2020

Gimana caranya tahu kalau kamu siap untuk berhenti, dan pergi dari zona nyaman kamu untuk sesuatu yang baru dalam hidup?
Ada 4 pertanyaan inti yang aku tanyakan ke diri sendiri sebelum akhirnya ambil keputusan ini. Siapa tahu bisa jadi pertimbangan kamu juga

White neon wallpaper
Photo by Austin Chan / Unsplash
Rat Race adalah suatu pengejaran sesuatu tanpa henti, namun tetapi tidak mendapatkan hasil. Dalam pengertian keuangan, pengejaran tersebut berarti ketidak seimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran.

Banyak orang yang hidup seperti itu, bahkan mungkin kamu juga termasuk yang terjebak di dalam pola melelahkan tiada henti tersebut. Berangkat pagi-pagi buta, 2 jam di jalan, lembur sampai malam di kantor, weekend juga masuk, waktu buat keluarga nggak ada, persaingan plus sikut-sikutan di kantor, deadline dan tekanan dari atasan, dll.

Aku pastinya juga mengalami hal di atas, dan bahkan banyak teman lainnya yang juga mengeluhkan hal yang sama. Yang awalnya bahan bercandaan pas makan siang, sampai jadi satu topik curhatan yang nggak ada habisnya dan butuh sesi tersendiri karena disertai air mata dan sesenggukan.

Jadi, terus gimana kalau kamu tetiba bangun di suatu pagi dan merasa 'enough' dengan semua itu? Gimana kamu bisa tahu kalau kamu siap untuk keluar? Berikut ini aku share 4 pertanyaan inti yang aku tanyakan ke diri sendiri sebelum ambil keputusannya. Tapi sebelumnya, aku mau share cerita dari seorang nelayan Mexico yang kena banget buat aku di saat itu


fisherman
Photo by sasan rashtipour / Unsplash

Seorang investor dari Amerika sedang berlibur di suatu desa nelayan di Mexico, ketika sebuah perahu kecil dengan seorang nelayan dan ikan hasil tangkapannya, merapat dekat investor tersebut.

Sang investor tertarik melihat betapa berkualitas ikan hasil tangkapan si nelayan. Dia pun bertanya kepada nelayan, berapa lama dia menghabiskan waktu di laut, hingga menghasilkan ikan sebanyak ini.

Nelayan menjawab "Cuma sebentar, nggak lama kok, Mr"
Investor pun balik bertanya lagi "kenapa nggak lebih lama? kan dapatnya jadi lebih banyak"

Nelayan menjawab bahwa dia merasa cukup dengan tangkapannya, karena dengan hasil penjualannya, dia sudah bisa memenuhi kebutuhan dasar untuk keluarga

Investor berkata "Terus kalau di laut cuma sebentar, bapak ngapain dong dengan sisa waktu yang ada?"

Nelayan membalas "Saya bisa tidur telat, main sama anak, jalan sama istri, duduk santai di pinggir pantai tiap sore sambil ngobrol sama teman-teman saya. Hidup saya padat dan sibuk, Mr!"

Sang investor mendengus "Pak, saya lulusan S2 jurusan bisnis dari universitas terkemuka, dan saya bisa bantu saran ke bapak. Bapak lebih baik menghabiskan waktu lebih lama di laut untuk cari ikan, lalu hasilnya bisa untuk beli kapal yang lebih besar. Setelah itu bapak bisa beli beberapa kapal lagi, dan pada akhirnya bapak bisa menguasai armada kapal nelayan disini. Daripada menjual hasil tangkapan ke tengkulak, bapak bisa langsung jual ke prosesor, yang nantinya bapak bisa buka usaha pabrik pengalengan ikan sendiri. Bapak bisa mengatur seluruh produksi, proses, dan distribusi dari produk bapak"

Nelayan bertanya "Tapi Mr, butuh waktu berapa lama?"

Investor menjawab dengan yakin "kurang lebih 15-20 tahun"

"Tapi terus apa?" tanya si nelayan

Investor itu pun tertawa dan berkata "Ini bagian paling serunya. Ketika waktunya sudah tiba, bapak bisa melakukan IPO dan menjual saham dari perusahaan bapak ke publik, dan bisa menjadi sangat kaya. Bapak bisa menghasilkan milyaran"

"Milyaran, Mr? Terus apa?"

Yang kemudian dijawab oleh investor, "Terus bapak bisa pensiun. Bapak bisa pindah ke desa nelayan yang kecil dimana bapak bisa tidur telat, main sama anak, jalan sama istri, duduk santai di pinggir pantai tiap sore sambil ngobrol sama teman-teman bapak"


Ketika Kamu Tahu Kamu Siap Berubah

My friends and I were hiking up Glacier Point in Yosemite and I saw a fountain flowing from the mountain side. I placed the cup on some stones that were in the water and took a couple of shots. This one is my favorite.
Photo by Fred Kearney / Unsplash

Dari pengalamanku, pertengahan karir biasanya adalah waktu ketika banyak orang mengevaluasi ulang apa yang sesungguhnya penting untuk mereka. Kamu sudah bekerja cukup lama untuk menyadari bahwa apa yang kamu dapat sepertinya nggak sesuai dengan segala pengorbanan yang kamu lakukan.

Aku sadar bahwa pekerjaanku nggak seimbang antara karir dan kehidupan pribadi. Gajiku bagus, dan aku bisa lihat masa depan karirku - kesempatan yang cemerlang, bekerja dengan orang-orang yang sangat cerdas - tapi semuanya terpatahkan dengan biaya hidup dan kebutuhan lain, serta nggak adanya waktu untuk suami dan anakku. Apa yang tadinya berjalan baik buat aku di umur 20an, nggak sesuai lagi ketika aku sudah berkeluarga dan punya peran sebagai seorang istri dan ibu.

Setiap hari, dalam perjalanan penuh kemacetan pulang pergi ke kantor, aku selalu berpikir, "Terus apa? Nggak mungkin aku menghabiskan waktu produktifku dengan seperti ini".
Jadi, inilah 4 pertanyaan yang mendukung keputusanku

1.Kamu suka dengan bayangan masa depan kamu sekarang?

Photo by Drew Beamer / Unsplash

Tutup mata dan bayangkan orang-orang yang jadi atasan langsung kamu sekarang. Apakah kamu mau jadi mereka dalam 5 atau 10 tahun mendatang? Kalau jawabannya "tidak", maka sepertinya kamu harus mempertimbangkan jalur lain dan cara tercepat untuk keluar dari posisi kamu sekarang.

2.Kamu siap dengan ketidak pastian atau mulai dari awal lagi?

Photo by Bernard Hermant / Unsplash

Cara setiap orang dalam memulai hidup baru bisa berbeda. Bisakah kamu meninggalkan ego jika dibutuhkan? Membuat perubahan hidup yang drastis bisa berarti kamu ambil beberapa langkah ke belakang sebelum akhirnya bisa lompat ke depan. Kamu bisa aja berpenghasilan lebih sedikit dari sekarang, atau kerja dengan posisi lebih rendah di perusahaan yang lebih kecil. Jika kamu siap dengan semuanya, maka bisa dibilang kamu berani untuk ambil resiko dengan perubahan. Ketika kamu tidak menggantungkan nilai hidup kepada besarnya gaji yang kamu terima, maka kemungkinan besar kamu akan membuat pilihan yang mendukung kualitas hidup kamu secara keseluruhan.

3.Bisakah kamu menghadapi kemungkinan terburuk?

Photo by Jamie Street / Unsplash

Apa kemungkinan keuangan terburuk kamu? Untuk aku, ini berarti aku nggak bisa memenuhi kebutuhan dasar untuk keluargaku, seperti sandang dan pangan. Namun saat itu, aku punya tabungan yang cukup untuk 2 tahun tanpa pemasukan lain. Jadi rencanaku, jika mendekati 2 tahun bisnisku nggak berhasil, aku akan balik ke full-time job, walaupun dengan gaji nggak sebesar sebelumnya. Apakah kamu nyaman dengan rencana kamu jika kemungkinan terburuk tersebut terjadi?
Kalau jawabannya iya, maka kamu siap.

4.Apakah uang motivasi utama kamu dalam hidup?

Photo by Dmitry Demidko / Unsplash

Sebagian orang punya motivasi dalam karir. Sebagian lain mengejar gaya hidup tertentu, dan menetapkan karir yang sesuai untuk mendukung gaya hidup yang mereka inginkan tersebut. Apapun yang jadi prioritas kamu, kemungkinan uang bukanlah yang utama, melainkan merupakan alat untuk mencapainya. Tapi jika memang uang, maka tentunya kamu lebih baik untuk tetap di rat race yang kamu jalani saat ini.

Apapun alasan kamu untuk meninggalkan rat race dan menyambut perubahan dalam hidup, jangan terlalu takut untuk mencobanya. Meninggalkan apa yang kamu tahu untuk sesuatu yang tidak pasti memang menakutkan. Setidaknya itu yang aku rasakan. Tapi aku juga tahu kalau hal tersebut adalah keputusan terbaik yang aku ambil, dan aku bahagia karena berani melakukannya.

Keluarlah dari rat race jika itu memungkinkan buat kamu. Hidup sebetulnya tidak seribet itu.
Versi hidup seperti apa yang mau kamu jalani kalau kamu tidak berada dalam rat race saat ini? Mungkin sekarang adalah waktunya buat kamu untuk tahu dan mewujudkannya.

More articles you might like