Kamu pernah dengar North Macedonia? Samar-samar ya?
Negara kecil yang tergolong baru karena namanya baru resmi pada bulan Februari 2019 ini, menyimpan pesona yang akan meninggalkan memori unik bagi siapapun yang mengunjunginya
Bulan September 2019, aku berkesempatan mengunjungi North Macedonia dengan bus plus kereta dari Thessaloniki, Greece
Buat kamu yang tertarik untuk kesini, Indonesian passport harus mengajukan visa lewat kedutaan, tapi gampangnya, kalau kamu punya valid multiple entry Schengen Visa type C, maka kamu bisa kesini dan stay selama 15 hari. Lengkapnya di website resmi mereka ya. Dan Schengen Visa inilah yang aku gunakan saat itu.
Rute yang digunakan sebetulnya adalah kereta, tapi nggak full end to end. Jadi dari Thessaloniki, kamu akan dibawa naik bus ke kota pertama setelah North Macedonia border, yaitu Gevgelija, dan dari situ baru naik kereta sekitar 2 jam ke Skopje - ibukota North Macedonia
Berangkat dari stasiun di Thessaloniki dengan jadwal bus 17:55 waktu sana (GMT+3). Lama perjalanan sebetulnya cuma 2 jam. Tapi karena melewati 2 border (Greece dan North Macedonia), total waktu jadi 4 jam hingga sampai ke Gevgelija dan akhirnya bisa naik kereta untuk ke Skopje. Dan inilah penampakan stasiun kereta di Gevgelija saat kita tiba disana
Seriusan. Tapi untungnya ketika sudah masuk ke dalam coach keretanya sih nggak buruk sama sekali. Di dalam kereta ada kabin-kabin yang punya pintu, sehingga kamu bisa punya kayak kabin pribadi
Kita sampai di Skopje sekitar midnight, yang kemudian dilanjutkan jalan kaki sejauh 2 km dari stasiun kereta ke Hostel Inbox. Lokasi hostel ini bagus banget loh, tepat di depan Old Bazaar, yang mana salah satu tempat wajib dikunjungi kalau kamu ke Skopje. Sayang aku nggak foto sama sekali hostelnya (soalnya waktu itu belum ada rencana untuk bikin blog, hehe)
Skopje - The Capital of North Macedonia
Di tahun 2010, pemerintahan North Macedonia mengumumkan rencana perombakan ulang Skopje. Dan bagian yang paling jelas terlihat dari hasil pergerakan renovasi 'Skopje 2014' ini adalah ratusan patung di setiap sisi kota. Beneran banyak banget, dan letaknya itu bisa dimana aja, yang normal di pinggir jalan atau istilahnya alun-alun kota lah ya. Tapi ini bahkan di ujung kali kecil yang letaknya pojokan, ada patung yang bisa dibilang sungguh maha karya. Banyak gedung-gedung penting di kota ini sekarang bergaya Neoclassical. Walaupun perombakan besar-besaran ini mengundang kontroversial massa karena menghabiskan dana, waktu dan tenaga yang luar biasa (yang mana menurut masyarakat North Macedonia, seharusnya semuanya bisa dialihkan untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran di negara ini). Namun hasilnya terlihat jelas, Skopje sekarang cantik, menarik, megah dan indah. Paling nggak, itu kesan pertama yang ada di kepalaku waktu aku explore sekitar pusat kota ini.
Setelah terbengong-bengong ngelihat patung disana-sini, aku lanjut ke jembatan yang juga terkenal disini dengan nama Stone Bridge. Skopje berlokasi di pesisir sungai Vardar, jadi kamu akan menemukan jembatan yang menghubungkan satu sisi kota dengan lainnya. Dibawah kekuasan dan perintah dari kaisar Roma yang bernama Justinian, ketika Skopje menjadi suatu koloni bernama Skupi, dibangunlah jembatan ini. Pada akhirnya Stone Bridge dihancurkan dan dibangun ulang oleh kekuasaan Ottoman di abad ke-15.
Sekarang, jembatan ini menghubungkan bagian lama dan baru dari Skopje, dan kamu bisa lihat banyak sisi yang berbeda dari kota ini - gaya Ottoman, European, dan Asian.
Jembatan lainnya yang juga keren, bernama Art Bridge. Ini sebetulnya jembatan yang dibuat untuk jalan ke National Archaeology Museum. Tapi design-nya bagus sekali dengan banyak patung di kanan kiri yang merupakan patung dari artis dan musisi terkenal North Macedonia, ditambah lampu-lampu jalan dengan gaya klasik.
Karena sudah kadung ngelewatin Art Bridge, masa' iya cuma numpang foto doang, maka aku masuklah ke dalam National Archaeology Museum yang tampak begitu megah dari luar ini, padahal sebetulnya nggak begitu hobby sama museum. Celingak-celinguk di dalam karena nggak ada tanda loket yang jelas, tetiba ada mbak-mbak yang nyodorin ticket, dan nunjuk-nunjuk angka yang tertera di ticket itu, which is 300 MKD (1 MKD = 248.22 IDR), sekitar 75.000 rupiah lah ya.
Dan sayangnya, di dalam museum nggak boleh foto, tapi ehm..ini di bawah ada beberapa hasil jepretan sembunyi-sembunyi.
Sebetulnya untuk ukuran gedung sebesar itu, aku merasa isi museum ini sungguh kurang, sampai bingung sebetulnya beneran hanya segini atau masih ada lantai lain yang belum aku sambangi. Tapi aku yakin segitulah memang besarnya, which is cuma satu lantai. Karena di museum ini jelas ada petunjuk enter dan sepanjang jalur dibatasi railing beludru merah, yang berujung cuma ke satu pintu exit, jadi nggak ada cabang atau arah lainnya, Terus dipake apa dong sisa ruangan di gedung semegah ini? (Ya terserah mereka sih, kepo aja lo Vin)
Keluar dari museum, aku jalan terus aja tak tentu arah, yang kemudian ketemu kumpulan patung dalam bentuk semi circle, yang aku yakin tempat itu ada namanya, tapi sayangnya aku sungguhlah lupa, kalau ada yang tahu, please remind di kolom comment yah!
Dan nggak lupa, satu landmark yang juga terkenal disini adalah Porta Macedonia (Macedonian: Порта Македонија). Ini adalah monumen yang berlokasi di Pella Square. Konstruksinya dimulai di tahun 2011 dan selesai bulan Januari 2012. Walaupun sempat dikritik karena menghabiskan dana sekitar EUR 4.4 juta untuk pembuatannya, monumen yang dibangun dengan tujuan memperingati kemerdekaan Macedonia ke-20 ini, terlihat memukau dan menambah pesona Skopje.
Sisa waktu hari itu aku habiskan dengan jalan-jalan santai di pusat kotanya dan menikmati sore bareng masyarakat lokal, karena saat itu masih summer walau sudah hampir di ujung musim, sore hari udaranya enak buat jalan atau sekedar duduk santai.
Yang bikin senang di Europe salah satunya adalah banyaknya area terbuka luas atau malah taman kota yang bisa jadi tempat hang out di sore hari. Hopefully one day Jakarta juga bisa punya spot-spot seperti ini yah
Cukup dengan patung-patung di Skopje? Pengen tahu makanan apa sih yang khas disana? Lanjut yuk ke post berikutnya !